Badak Putih: Raksasa Padang Rumput Afrika yang Megah dan Terancam
Badak putih (Ceratotherium simum) adalah salah satu mamalia darat terbesar yang masih hidup, menempati posisi kedua setelah gajah dalam hal ukuran tubuh. Hewan megah ini, yang sebenarnya berwarna abu-abu dan tidak putih seperti namanya, mendiami sabana dan https://www.rmstreeteranimalnutrition.com/ padang rumput di sebagian besar wilayah Afrika bagian selatan, terutama Afrika Selatan, Namibia, Zimbabwe, dan Kenya. Penamaan “putih” berasal dari kesalahan penafsiran kata dalam bahasa Afrikaans, “weit” atau “wyd”, yang berarti lebar, mengacu pada bentuk bibir mereka yang khas.
Gambar yang disajikan menangkap momen intim sekelompok badak putih, yang dalam istilah kolektif disebut “crash”, saat mereka sedang merumput di habitat aslinya. Terlihat tiga badak dengan cula ganda yang menonjol, sibuk memakan rumput pendek di tengah vegetasi hijau. Pemandangan ini menyoroti perilaku makan utama mereka dan adaptasi fisik yang memungkinkannya.
Ciri Fisik dan Habitat
Badak putih dapat mencapai panjang tubuh hingga lebih dari 4 meter dengan tinggi sekitar 1,5 hingga 1,8 meter, dan berat jantan dewasa dapat mencapai 3,6 ton. Mereka memiliki ciri khas punggung yang cekung dan punuk bahu yang menonjol, serta dua cula yang terbuat dari keratin, bahan yang sama dengan kuku dan rambut manusia. Cula depan biasanya lebih panjang, berfungsi untuk pertahanan dan dominasi.
Habitat alami badak putih adalah padang rumput terbuka dan sabana dengan semak belukar yang memungkinkan mereka untuk merumput dengan leluasa. Meskipun tubuhnya besar, mereka cukup lincah dan dapat berlari hingga kecepatan 50 km/jam dalam jarak pendek saat merasa terancam. Mereka mengandalkan indra penciuman dan pendengaran yang tajam karena penglihatan mereka yang relatif lemah.
Pola Makan Badak Putih
Badak putih adalah herbivora ketat, yang dikenal sebagai hewan perumput (grazer). Mereka memiliki adaptasi unik berupa bibir atas yang lebar dan berbentuk persegi, yang berfungsi seperti mesin pemotong rumput alami, memungkinkan mereka untuk memotong rumput sangat dekat dengan tanah. Makanan mereka hampir secara eksklusif terdiri dari rumput pendek.
Mereka adalah pemakan yang rakus, menghabiskan sekitar setengah dari waktu bangun mereka untuk makan. Dalam sehari, seekor badak putih dewasa dapat mengonsumsi sekitar 50 hingga 70 kilogram rumput untuk menopang tubuhnya yang besar. Kebiasaan makan ini juga memberikan dampak positif bagi ekosistem, membantu menjaga lanskap padang rumput tetap terbuka, yang memungkinkan spesies lain untuk berkembang, dan menyebarkan biji-bijian melalui kotoran mereka.
Perilaku dan Konservasi
Badak putih dikenal lebih sosial dibandingkan sepupu mereka, badak hitam, dan sering terlihat dalam kelompok longgar yang disebut “crash”, terutama betina dan anaknya. Jantan dewasa cenderung lebih soliter dan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran yang besar (middens) untuk berkomunikasi dengan badak lain di area tersebut. Mereka juga suka berkubang di lumpur untuk mendinginkan suhu tubuh dan melindungi kulit sensitif mereka dari serangga dan sinar matahari.
Meskipun upaya konservasi telah membawa populasi badak putih selatan kembali dari ambang kepunahan pada akhir abad ke-19, status mereka saat ini masih diklasifikasikan sebagai Hampir Terancam (Near Threatened) oleh IUCN. Ancaman terbesar bagi mereka adalah perburuan liar yang didorong oleh permintaan cula badak di pasar gelap, terutama di Asia untuk pengobatan tradisional, meskipun tidak ada bukti ilmiah mengenai khasiatnya. Upaya perlindungan intensif, termasuk penjaga bersenjata dan program pembiakan, terus dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ikonik ini.

